** Ramadhanpedia || Badai Pasti Berlalu **



Kisah ini diambil dari suatu perjalanan travelling saya beberapa waktu lalu sekitar awal bulan april bersama dua orang teman komunitas pengajian yang ikut serta dengan rombongan suatu travel ODT (One Day Trip).

Awalnya semua nampak sangat indah dan menyenangkan karena di dukung oleh cuaca pagi itu sangat cerah dan bagus untuk travelling karena malam sebelum keberangkatan kami, Jakarta terus-terusan di guyur hujan.


Sempat terbersit dalam pikiran ini untuk membatalkan travelling tersebut jika esok harinya cuaca tak mendukung untuk travelling ke pulau tersebut karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Kebetulan travelling kami saat itu harus menyeberang suatu pulau untuk mengeksplore tiga pulau di gugusan kepulauan seribu dalam waktu satu hari yaitu diantaranya Pulau Kelor, Onrust, Cipir.


Bisa jadi ini kali pertamanya dalam hidup saya perjalanan lewat jalur laut apalagi menggunakan kapal penumpang yang sederhana karena kebetulan ikut trip murah meriah juga. Dalam hatiku berbicara :"Ya, sudahlah bismillah dan bertawakal saja sama Allah SWT."


Perjalanan pertama dari dermaga muara kamal menuju pulau kelor lancar saja walaupun kapal yang kami tumpangi sangat lama jalannya sampai disusul dengan kapal lainnya dari rombongan kami tetapi yang terpenting selamat sampai di tujuan.


Setibanya di pulau kelor selesai briefing dari panitia trip saya bersama 2 orang teman langsung eksplore pulau tersebut. Tak lupa kami berselfie ria di benteng marthello sebagai maskot pulau bersama wisatawan yang lain.


Selesai di Pulau Kelor kami ke tujuan selanjutnya ke Pulau Onrust yang artinya pulau sibuk karena dahulu kala sempat menjadi tempat karantina jemaah haji makanya terdapat museum dan banyak pepohonan besar juga rindang. Pulau Onrust skalanya jauh lebih besar dibanding pulau Kelor.


Akhirnya kami menuju ke pulau terakhir yaitu Pulau Cipir. Hanya Di pulau inilah wisatawan diperbolehkan berenang atau bermain air asalkan tidak terlalu jauh dari garis pantai yang telah ditentukan sedangkan kami hanya berselfie di bibir pantai sambil menanti sang sunset tiba di ujung senja.


Tiba-tiba mendapat pesan chat bahwa di Jakarta sedang hujan deras, kemudian aku melihat ke arah utara dari kejauhan tampak awan begitu gelap dan sangat pekat menyelimuti langit di ibukota.


Tak berapa lama gerimispun membasahi pulau tersebut dan acara pelepasan lampu lampionpun akhirnya batal . Tak lama berselang hujan deraspun turun memaksa kami bertiga mencari tempat berteduh di depan deretan ruko yang sangat sederhana dengan puluhan wisatawan lainnya.


Hujan deras dan suara petir bersahutan diiringi angin laut yang berhembus sangat kencang ombak tinggi menyapu tembok pemecah ombak serasa pulau tersebut mau diterjang tsunami. Suasana saat itu begitu mencekam ditambah anak sekolah ada yang menangis histeris dan pingsan karena menyaksikan badai laut menyeramkan seperti itu.


Dalam hati ada ketakutan tersendiri mengalami badai di tengah pulau tak terbayang seandainya tsunami benar-benar terjadi pada saat itu. Sempat ada rasa kapok untuk tak travelling ke pulau lagi namun aku menguatkan diri supaya tak boleh hopeless seperti itini InsyaAllah bisa melewati semuanya. Aku terus berdoa dan tetap sabar semoga semua ini cepat berlalu. Aku yakin bahwa badai pasti berlalu karena Allah SWT bersama orang-orang yang sabar dan bertawakal kepadaNya.


Alhamdulillah, Badai di pulau tersebut akhirnya berlalu dan berhenti setelah itu kami bergegas pulang ke jakarta atas saran dari nahkoda kapal yang membawa kami, kebetulan setelah badai tadi anginnya lagi stabil dan bagus untuk di arungi. Kamipun naik dengan kapal yang sama walaupun jalannya dengan laju lambat tetapi itu tak masalah bagi kami yang terpenting bisa selamat sampai di jakarta.


Point penting yang bisa dipetik dari suatu kejadian yang saya alami bahwa setiap orang akan diberikan ujian atau cobaan hidup oleh Allah SWT menurut batas kemampuan masing-masing InsyaAllah diberikan jawaban dan solusi terbaik sebagai tahapan naik derajat yang lebih tinggi. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya apakah menerimanya dengan tetap berdoa dan berusaha atau pasrah dan putus asa tanpa melakukan sesuatu apapun. Intinya  percaya dan yakin bahwa rencana Allah SWT selalu indah serta terbaik untuk HambaNya.




Jakarta, 29 Mei 2017





#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Days3








































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solusi Mata Kering Tanpa Bikin Drama Atasi Dengan Insto Dry Eyes!

[REVIEW] Shampoo Azalea Inspired by Natur

Green Pramuka City Bermasalah, Itu Dulu? Nyatanya Sekarang Hunian Idaman Yang Bikin Nyaman