** Ramadhanpedia || Tradisi Bedug Sahur **



بِسْـــــــمِ الله ِالرَّحْمَن ِالرَّحِيْــــــــــــــمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Seperti biasa di ramadhan yang sebelumnya untuk bangun sahur saya tak perlu dengan menyalakan alarm di jam weker atau handphone yang terkadang jika telah berbunyi langsung saja dimatikan dan kembali tidur lagi. Namun alarm yang satu ini cukup ampuh untuk membangunkan orang sahur yang lumayan membisingkan telinga ini bagi siapapun yang mendengarkannya.


Tetap saja inilah salah satu moment yang saya rindukan ketika bulan suci ramadhan tiba yaitu tradisi bedug sahur yang sudah di jalankan sekitar hampir dua puluh tahun belakangan ini di tempat tinggal saya.
Tradisi bedug sahur yaitu suatu tradisi membangunkan makan sahur yang terdapat di suatu masyarakat setempat dengan menabuhkan bedug ukuran kecil sambil bersenandung Shalawat Nabi Muhammad SAW atau nyanyian islami lainnya mengelilingi kampung.

Sebenarnya sudah ada kegiatan ronda menurut jadwal yang telah dibuat oleh RT setempat dalam menjaga stabilitas keamanan di lingkungan kami sambil membangunkan masyarakat untuk makan sahur dengan keliling sekitaran wilayah RT kami namun cara membangunkan sahurnya istilahnya kurang greget karena hanya berteriak seadanya yang mungkin bisa
membuat suara menjadi serak.

Tercetuslah suatu ide tradisi bedug sahur oleh remaja karang taruna di lingkungan setempat yang terdiri dari remaja berusia 17 sampai 23 tahun berjumlah sekitar 15 orang yang ikut berpartisipasi dalam bedug sahur tersebut tetapi hanya mengelilingi RT kami saja. Dan kebetulan adik saya yang paling bungsu ikut dalam moment bedug sahur tersebut.

Jika berbuat baik tak selamanya ada orang yang selalu meresponnya dengan pikiran positif termasuk dalam tradisi bedug sahur ini. Adik saya juga sempat bercerita bahwa pada moment membangunkan sahur tahun lalu ada seorang ibu yang naik emosinya karena terganggu dengan suara bedug yang ditabuhkan.


Tetap saja namanya juga remaja seumuran segitu tak berpengaruh apa-apa dimarahin apapun. Keesokan hari dan seterusnya masih melakukan aktivitas yang sama. Seperti peribahasa masuk telinga kanan keluar telinga kiri hanya numpang lewat saja ya. Hehehe


Saya sadari jika menabuh bedug sahur ini bisa dikatakan berisik karena mengganggu orang yang tertidur lelap menikmati mimpi indah namun kembali lagi tujuannya dilakukan semata membangunkan orang makan sahur agar tak kesiangan. Betapa mulianya niat yang mereka lakukan walaupun hanya bisa dipandang sebelah mata oleh segelintir orang begitulah realita kehidupan.


Pendapat aku sebenarnya cara seperti ini lebih efektif dibandingkan dengan hanya berteriak saja mengandalkan suara yang bisa serak. Lagipula moment seperti ini hanya terjadi setahun sekali tidak setiap hari  juga kok hanya ada di bulan suci ramadhan yang penuh berkah ini.


Setiap orang mungkin mempunyai pandangan yang berbeda terhadap sesuatu hal yang niatnya untuk kepentingan orang banyak. Yang terpenting kita selalu menebarkan kebaikan dengan tulus ikhlas demi mendapat pahala dan berkahNya...


آمِّينَ .آَمِيّـٍـِـنْ يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِن

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته



Jakarta, 30 Mei 2017







#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Days4




































































































































































































































































































Komentar

Postingan Populer