|
Sudut gedung museum bank indonesia (dokpri)
|
Ayoo, acung tangannya siapa disini yang mengisi akhir pekannya mengunjungi museum? Saya yakin pasti jawabannya sangat jarang deh, selama ini museum dikunjungi oleh anak sekolah dan mahasiswa dalam rangka study tour untuk ekplorasi atau riset mata kuliah.
Dan lazimnya orang mengisi akhir pekan dengan mengunjungi tempat rekreasi atau wisata dan tentunya disesuaikan dengan keuangan yang ada ya. Hehe
Di hari sabtu yang ceria, saat lagi gak punya acara saya dan sahabat bernama melani tiba-tiba terlintas saja pingin jalan-jalan ke kota tua selain murah meriah terus naik transjakarta pada hari itu lagi free alias gratis. Wah, lumayan banget kan bisa menghemat uang apalagi sekalian kita pingin keliling kota jakarta dengan moda transportasi favorit bagi warga jakarta.
Akhirnya kami memutuskan jalan-jalan cantik dengan menggunakan moda transportasi transjakarta dari halte pgc 2 jurusan harmoni. Suasana jalanan menuju harmoni bisa dikatakan standarlah kayak gak tahu saja lalu lintas kota jakarta yang tak bisa diprediksikan. Tak terasa kamipun sampai jua di halte transjakarta sentral harmoni kemudian transit menuju halte transjakarta kota.
Kamipun terhanyut dalam obrolan santai saat perjalanan menuju halte transjakarta kota hingga sampailah di tempat yang dituju stasiun beos kota. Ada pemandangan tak biasa saat sampai di halte kota dimana tata ruangnya lebih nyaman, rapi dan adem. Jadi, kita tak perlu merepotkan diri menyeberang jalan cukup karena halte transjakarta sudah menghubungkan langsung penyeberangan bawah tanah yang nantinya kita langsung keluar menuju tujuan yang diinginkan mulai dari museum bank indonesia, bank mandiri dan sebagainya.
Akhirnya destinasi kami berubah haluan ke museum bank indonesia yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari pemberhentian transjakarta apalagi setelah melihat dari luar pagar banyak pengunjung yang masuk ke dalamnya walaupun gak sampai penuh sesak sih. Sebelumnya pengunjung harus melewati pemeriksaan detektor dari petugas keamanan demi terciptanya keamanan dan kenyamanan bersama.
|
Harga tiket masuk (dokpri) |
|
Penitipan barang (dokpri) |
|
Nomor penitipan barang (dokpri) |
Kamipun diarahkan ke lantai dua untuk membeli tiket museum yang sangat terjangkau yaitu 5 ribu rupiah saja kemudian menuju ke tempat penitipan tas kecuali dompet, handphone dan barang-barang berharga lainnya bisa dibawa oleh pengunjung. Dan dikasih nomor penitipan sebagai bukti saat mengambil barang yang telah dititipkan.
|
Lobi utama museum (dokpri) |
|
Piagam Museum (dokpri) |
Setelah itu kami memasuki ruang utama yang besar dimana ada proses validasi tiket dari sang petugas, disitulah mulai dijumpai beberapa potret sejarah bank indonesia seperti bingkai photo dalam ukuran besar tergantung dinding museum yang masih tampak kokoh dan kuat bangunannya.
|
Melani terkagum melihatnya (dokpri) |
|
Emas logam mulia (dokpri) |
|
Candid Camera (dokpri) |
Ruang demi ruang kami telusuri sambil mengabadikan lewat kamera gawai kesayangan, terkadang ada sudut ruang yang instagramable untuk candid camera dan photo selfie/wefie. Saya juga menjumpai logam emas mulia, entahlah itu hanya miniatur atau asli secara ditempatkan dalam sebuah kaca besar dalam salah satu ruangan.
|
Tangan saya mencoba sensored book (dokpri) |
|
koleksi pakaian zaman dulu (dokpri) |
|
Penampakan a sensored book (dokpri)
|
Ketika memasuki ruangan berikutnya, ada pemandangan tak biasa saat melihat pengunjung sedang menggerakkan tangan di atas buku berbentuk a sensored book tapi anehnya bukunya tetap di halaman yang tak bergerak sama sekali sepertinya tekniknya salah.
Akupun penasaran mencobanya dengan melihat petunjuk yaitu meletakkan tangan tepat di atas alat sensor dan ternyata bukan sulap atau sihir bukupun berganti halaman sesuai dengan arah gerakan tangan kita kiri atau kanan, keren kan penemuan yang satu ini? 😍😍
|
Perkembangan perekonomian indonesia (dokpri) |
|
Telepon era dulu (dokpri) |
|
Koleksi sepatu zaman dulu (dokpri) |
Di museum bank indonesia, tak hanya belajar soal sejarah perekonomian indonesia, dikenalkan mengenai koleksi mata uang hingga telepon, tas sampai sepatu zaman dulu seperti apa. Untuk pencahayaan ruangannya mengikuti kondisi di masa lampau ditambah setting yang lumayan bagus.
|
Galeri souvenir (dokpri) |
|
Menuju pintu keluar (dokpri) |
|
Pintu keluar museum (dokpri) |
Saat menuju pintu keluar kami menjumpai sebuah galeri yang menyediakan souvenir museum berupa kaos, topi, pin dan sebagainya sebagai kenang-kenangan telah mengunjungi museum ini. Sampai di sini petualangan sejarah kita yang begitu seru dan mengasyikkan dengan tiket yang murah meriah juga.
"Bangsa yang besar, bangsa yang menghargai jasa pahlawannya"
My Quote :
" Bangsa yang cerdas, bangsa yang mengenal sejarah negaranya"
* Sumber : www.bi.go.id
Waaah jadi kepo pengen ke sini juga. Hehe
BalasHapusAsyik akhirnya ada yang kepo 😂😂
Hapus