Terima Kasih Februari

Pandemi belum berakhir bukan berarti semangat kita sudah kendor untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu Ingat Pesan Ibu seperti memakai masker yang benar, mencuci tangan dan menjaga jarak. Tak seorangpun pingin terus-terusan dalam kondisi seperti ini yang membatasi ruang gerak aktifitas. Hampir setahun pandemi menimpa negara kita telah mengubah semua sektor salah satunya yang berdampak sekali yaitu sektor perekonomian dan pariwisata menjadi merosot tajam.

Dalam hati selalu bergumam : "Kapan pandemi akan usai, lelah rasanya hati ini? Huhu berharap sekali semua kegiatan bisa kembali normal seperti anak-anak bisa kembali ke sekolah sampai dengan harapan sederhana agar gaji suami kembali normal seperti biasa. Hehe Buibu di luar sana pasti mempunyai harapan sama kayak aku. Secara lagi pandemi begini buibu harus pintar mengatur keuangan keluarga agar jangan sampai bocor alias besar pasak daripada tiang dengan pendapatan seadanya bagaimana supaya kebutuhan hidup bisa terpenuhi tanpa harus pinjam ke sana sini. 

Februari di masa pandemi gak ada yang istimewa dengan bulan sebelumnya namun aku tetap mensyukuri atas nikmat pemberianNya berupa umur panjang, kesehatan keluarga, kemudahan urusan, rezeki yang cukup dan lain sebagainya. Bulan ke-dua yang selalu dinantikan ada berita kebahagiaan yang tak terduga namun nyatanya Allah SWT masih menguji keikhlasan juga kesabaran kami dalam memberikan kabar bahagia tersebut. Tak sekarang atau bulan ini bisa jadi bulan besok dan seterusnya yang terpenting tetap langitkan doa juga asa ke Sang Kuasa. 

Terima kasih februari telah menyapa dan mengajarkan tentang banyak hal dalam hidup untuk menjadi sosok pribadi yang lebih sabar juga tegar, mengikhlaskan tanpa mengharapkan balasan, menyabarkan hati diantara hantaman ujian. Menyemangati diri bahwa ujian ini akan terlewati dengan hasil memuaskan. Jika mereka saja bisa, kenapa aku gak bisa? Ingatlah selalu esok akan lebih indah daripada hari ini



Komentar

Postingan Populer