Pengalaman Pertama Vaksin Covid-19


Assalamualaikum, guys... 

Bagaimana kabarnya? Semoga sehat-sehat selalu ya walaupun masih kondisi pandemi. Yang penting kita tetap semangat sehat dan mentaati protokol kesehatan yang ada. Untuk kali ini aku mau sharing tentang pengalaman pertama saat mendapat vaksin covid-19 sebagai ikhtiar sehat agar terhindar dari covid-19. Setelah pembagian vaksin di jajaran ring satu dan setarafnya kemudian tenaga kesehatan tiba saatnya jajaran pendidik atau guru mendapatkan vaksin tersebut. Jujur saja sih awalnya dilema banget dengan vaksin ini  setelah baca sliweran berita tentang efek vaksin itu yang bikin deg2an hati tapi kembali lagi semuanya ke Allah SWT agar dijauhkan dari hal-hal yang buruk nantinya, Intinya bismillah saja deh sebagai langkah sederhana ikhtiar sehat. 
 
Hari itu di jumat berkah akhirnya aku mendapat jatah vaksin covid-19 setelah sekian purnama cek satu persatu file PDF jadwal vaksin bagi guru yang dishare di WAG IGTKI yang jumlahnya setiap file PDF bisa sampai puluhan halaman gitu gak kebayang gimana pusingnya ketika cek nama plus lembaga kita apakah sudah tercantum dalam jadwal vaksin yang ada. Harapan aku sih semoga saja dapat lokasi vaksinnya sekitaran rumah supaya mudah akses ke sana nyatanya sekolah kita nyangkut di sekitaran cakung. Wow, dari ujung ke ujung nih dapat lokasi vaksinnya. Huhu

Setelah nama guru sekolah kita telah tercantum file jadwal vaksin, langsung dong auto searching tempatnya supaya bisa prepare waktu estimasi sampai lokasi jam berapa kalau perjalanan dari Kramat Jati ke Cakung secara acara dimulai dari jam 08.30 Wib sampai 15.00 Wib. Terus kata suami lebih baik berangkat dari rumah jam 06.00 pagi saja menghindari kemacetan di jalan apalagi di sana kawasan industri gak kebayang dong jalur kontainer lalu lalang ilir mudik siapa tahu bisa dapat nomor antrian cepat biar gak kesorean sampai rumah. Ibu kepala sekolahku  memiliki ide sama untuk berangkat jam segitu. Oke, baik kita berangkat jam 06 pagi dari rumah dengan tak lupa membawa print undangan juga fotocopy KTP. 

Jumat pagi, jam 6 pagi aku janjian dengan ibu Kepala Sekolah menuju lokasi vaksin dengan menggunakan mobil ojol untuk mempermudah sampai lokasi tanpa harus nyasar secara kita belum pernah ke daerah sana. Hehe Seperti biasa sebelum berangkat periksa kembali dokumen apa saja yang diperlukan jangan sampai ketinggalan gitu. Dalam soal ini, suami pengingat terbaik deh dan saking perhatiannya  selalu tanyain udah dapat jadwal vaksin belum.

Okay, balik lagi ke cerita lanjutan ya. Akhirnya kita mendapat mobil daring yang akan mengantarkan ke tempat tujuan, lucunya drivernya tuh masih baru seminggu berprofesi menjadi driver mobil daring jadi belum hapal banget daerah jakarta dan baru kali ini dapat daerah sekitaran cakung. Untung aja ada g-maps jadi membantu banget pak supir yang masih buta daerah ibukota. Di tengah obrolan santai kita dengan driver menuju lokasi, tak terasa perjalanan kita sampai juga menembus kemacetan yang menghinggapi sekitaran cakung sehingga mobil kita harus mutar balik jauh banget karena putaran dekat graha tersebut ditutup. Sabar ya pak sopir jadinya harus mutar balik jauh deh. Huhu

Kursi menunggu panggilan nomor

Alhamdulillah, sampai juga di Graha Sosro lokasi vaksin dimana pas sampai gerbang kemudian masuk halaman parkiran kita sudah ditanyain sama security dan panitia yaitu dari sekolah mana dan menunjukkan print surat undangan kemudian kita diarahkan mengambil nomor antrian ke panitia yang ada di situ sudah tersedia tenda juga kursi untuk peserta vaksin berjumlah ratusan dengan sabar menunggu tentunya acara ini mengikuti protokol kesehatan yaitu harus memakai masker dan menjaga jarak. 

Dapat Nomor Buncit😂

Jadi, kita ambil nomor antrian setelah itu dikasih selembar kertas untuk mengisi data pribadi seperti nama, tanggal lahir, NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan alamat KTP pada kolom tersedia. Oh, ya di jam segitu sekitar pukul. 07.20 aku dapat nomor antrian 261 sedangkan ibu kepsek 260 gak kebayang kalo aku berangkat siangan sedikit bisa lebih buncit lagi kali nomornya. Hiks hiks Pemberian Vaksin hari itu dicampur dengan penerima lanjut usia (lansia) tapi special bagi lansia mendapat prioritas utama masuk lebih dahulu walaupun dapat nomor antrian yang sangat buncit supaya gak terlalu lama menunggu dengan konfirmasi ke pihak panitia bagian pemanggilan nomor. 

Pada kertas nomor antrian tertera 4 tahap (meja) yang harus diikuti untuk mendapatkan vaksin covid-19, kalau dihitung-hitung sih ada 6 meja yang aku ikuti selama penyuntikan vaksin hingga mendapat kartu imunisasi tapi yang utamanya ada 4 meja yaitu :

1. Verifikasi kesehatan peserta seperti pemeriksaan tensi darah, denyut nadi dan tentunya pemeriksaan suhu tubuh. 
2. Screening, dimana peserta ditanyain detail tentang seputar riwayat penyakit seperti hipertensi, alergi, jantung hingga penyintas covid-19. Tahapan ini menentukan kita untuk mendapat vaksin atau tidak
3. Penyuntikan vaksin, setelah lolos uji screening menuju moment yang sangat ditunggu yaitu penyuntikan vaksin
4. Observasi, dimana peserta ditanyain tentang keluhan apa saja yang dirasakan setelah divaksin.

Singkat cerita, pas pemanggilan nomor antrian 200 tiba-tiba seorang ibu peserta vaksin di sebelah aku bilang : " Bu, ini nomor antrian teman saya buat ibu saja soalnya dia gak datang dan yang satu lagi ternyata sudah ambil nomor lebih awal". Pas aku lihat nomornya lumayan juga bedanya 30 angka lho yaitu 231 dan 232 sedangkan nomor kepsek dan aku yaitu 260 dan 261. Setelah aku pikir masak ambil saja deh langsung gercep nulis data kembali mumpung masih terkejar. Cara ini bisa menghemat waktu jadi pulang gak kesorean supaya bisa menyiapkan menu berbuka puasa, kita sebelumnya sudah saling sapa ketika baru-baru sampai dengan ibu yang kasih nomor ini makanya beliau baik banget menawarkan nomor antrian temannya yang mubazir untuk dihibahkan ke kita. Pokoknya Alhamdulillah banget deh di jumat berkah bertemu orang baru tapi baik hati😍
Dapat Nomor Antrian Lebih Muda😍

Meja pemeriksaan tensi darah

Jreng... Jreng... Nomor aku dan kepsek yaitu 230-231 dipanggil, langsung maju menuju meja yang pertama yaitu verifikasi kesehatan untuk pemeriksaan awal tensi darah, denyut nadi dan suhu tubuh. Hasil pemeriksaan dokter bahwa tensi darah normal tapi denyut nadi deg-degan padahal udah berusaha dibawa relax sedangkan suhu tubuh 36 derajat celsius yang artinya normal ya dan aman untuk disuntik.

Meja Screening

Kemudian panitia mengarahkan aku ke meja selanjutnya verifikasi data diri setelah itu menuju meja screening di sini aku ditanyain tentang riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung, alergi sampai penyintas covid dan sebelumnya pernah mendapat vaksin di tahapan ini menentukan apakah kita lanjut atau tidak untuk menerima vaksin. Alhamdulillah di sini aman jaya artinya aku menuju ke proses yang ditunggu yaitu suntik vaksin. Selembar kertas verifikasi beserta fotocopy KTP diserahkan ke panitia untuk proses panggilan vaksin peserta, lumayan juga menunggunya sekitar kurleb 30 menit. Oh, ya aku suka dan nyaman dengan tempat penyuntikan vaksin lebih tertutup berbentuk bilik sedang terdiri 3 bilik sehingga peserta lainnya yang menunggu tidak melihat proses  penyuntikan vaksin. 

Kursi antrian vaksin

Akhirnya nomor antrian aku dipanggil langsung saja menuju bilik, di sana telah ada 1 peserta yang selesai disuntik dan aku bersama 1 peserta lainnya juga 2 dokter dan asistennya yang menulis observasi di kertas. Sebelum penyuntikan aku tanya dulu : " yang disuntik tangan kiri atau kanan dok? jawab dokternya : " tangan kiri saja soalnya kanan untuk beraktivitas". Ketika menggulungkan baju ke atas agak kesulitan gitu sampai dokternya mengingatkan kalau vaksin ke-2 usahakan bajunya yang lebih mudah digulungkan ya, baik dok! Sebelum penyuntikan menyarankan untuk relax dengan tarik napas dan aku disuntik vaksin. Alhamdulillah, done juga. Rasanya seperti suntik pada umumnya yaitu digigit semut gitu tanpa sekitaran detik aja.  

Meja Observasi/Kartu Vaksin

Suntik selesai dikasih kertas biasa menuju meja observasi untuk mendapat kartu imunisasi/vaksin, nyatanya di sana aku masih menunggu lagi sekitar kurleb 30 menit gitu ada 6 meja yang siap mengobservasi peserta vaksin. Akhirnya namaku dipanggil juga, dan di situ aku diobservasi tentang keluhan apa saja yang dirasakan setelah divaksin,  aku bilang keluhannya hanya menjadi mengantuk saja gak ada yang lainnya terus kata petugasnya itu biasa, tak berapa lama dikasih kartu vaksin dituliskan bahwa aku hari ini telah vaksin covid-19 dan untuk jadwal vaksin ke-2 habis lebaran nanti akan diinfokan kembali ke nomor handphone peserta vaksin. 

Goody Bag Dari Vaksin

Yang bikin happy tuh setelah vaksin kita dapat goody bag sederhana dari pihak sponsor yaitu 2 kotak tetrapak minuman, 1 sachet teh celup dan 1 botol kecil air mineral. Alhamdulillah banget ya buat buka puasa nanti, hehe. Oh, ya pihak panitia juga menyediakan minuman teh botol bagi yang tidak berpuasa sambil menunggu antrian panggilan vaksin. Berasa ada yang kurang kalau kita tak mengabadikan moment di photo booth yang telah tersedia, kita action cantik dong sambil memegang kertas imunisasi sebagai bukti kalau kita sudah mendapatkan vaksin covid-19 yang pertama. Setelah selesai markipul alias mari kita pulang dengan memesan mobil online itupun boleh pinjam akun peserta yang sedang menunggu panggilan antrian. Alhamdulillah banget di jumat berkah bertemu orang-orang baru plus baik hati membantu kita saat kesulitan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan atau kelancaran urusan untuk orang-orang yang telah membantu kami pada hari itu.. Aamiin YRA

Alhamdulillah Done

Efek samping setelah vaksin sehari dua hari tangan sebelah kiri jadi pegal tapi ke sini sininya alhamdulillah sudah normal lagi dan tidak mengalami efek samping lainnya hingga hari ini. Vaksin pertama sudah diberikan tinggal menunggu vaksin ke dua sehabis lebaran ini. Saran aku jika mau vaksin lebih relax saja jangan mikirin hal-hal yang menakutkan bikin imun kita lemah, berdoa saja semoga dilancarkan juga dimudahkan jalannya. Aamiin YRA Sudah dulu sharing aku tentang pengalaman mendapat vaksin covid-19 pertama kali. Semoga bermanfaat dan salam sehat selalu. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solusi Mata Kering Tanpa Bikin Drama Atasi Dengan Insto Dry Eyes!

[REVIEW] Shampoo Azalea Inspired by Natur

Green Pramuka City Bermasalah, Itu Dulu? Nyatanya Sekarang Hunian Idaman Yang Bikin Nyaman