Program Imunisasi Bagi Populasi Khusus
Setiap bulan April di minggu terakhir tentunya tidak asing lagi dengan peringatan Pekan Imunisasi Dunia atau World Imunization Week atau. Tujuan diadakannya peringatan Pekan Imunisasi Dunia atau World Imunization Week yaitu yaitu untuk meningkatkan tindakan kolektif yang diperlukan dan mempromosikan penggunaan vaksin untuk perlindungan semua kelompok umur dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Seperti kita ketahui selama ini Indonesia memiliki komitmen dan kontribusi yang cukup kuat dalam hal capaian eradikasi polio global dan eliminasi campak rubella serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) lainnya. Oh, ya tentang ini telah tertuang dalam kebijakan dan strategi pemerintah yang menempatkan imunisasi sebagai agenda utama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit yang berpotensi untuk Kejadian Luar Biasa (KLB).
Jadi, keberadaan Imunisasi menjadi kontributor yang cukup besar dalam peningkatan Human Development Index terkait dengan salah satu komponennya yaitu angka umur harapan hidup, karena dapat menghindari kematian yang tidak diinginkan. Dan bertepatan dengan tema global Pekan Imunisasi Dunia tahun 2023 “The Big Catch Up”, sehingga Pemerintah Indonesia yang diwakilkan oleh Kementerian Kesehatan melaksanakan serangkaian kegiatan peringatan Pekan Imunisasi Dunia dengan tema nasional yang menarik juga informatif yaitu “Ayo. LIndungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap”. Harapannya dengan diselenggarakannya peringatan ini akan menjadi momentum yang tepat dan strategis untuk meningkatkan kembali kesadaran dan tindakan kolektif dari seluruh unsur masyarakat dan swasta dalam peningkatan cakupan imunisasi untuk agenda eradikasi dan eliminasi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Pengertian Imunisasi
Sebelum kita membahas lebih mendalam tentang Imunisasi ini. Nah, dibawah ini merupakan pengertian Imunisasi yaitu :
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” sehingga terjadi imunitas (kekebalan) terhadap penyakit tersebut. Sedangkan Vaksin adalah jenis bakteri atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan guna merangsang sistem imun dengan membentuk zat antibodi di dalam tubuh. Jadi, Imunisasi salah satu preventif atau pencegahan yang harus dilakukan sedangkan vaksin itu sejenis bakteri atau virus yang telah dilemahkan sebagai antibodi dalam tubuh manusia.
Tantangan Dalam Imunisasi
Datangnya wabah COVID-19 sekitar 1 atau 2 tahun lalu di tahun 2020-2021 nyatanya memberikan pengaruh terhadap penurunan cakupan imunisasi yang cukup signifikan di Indonesia seperti imunisasi dasar dari 93,7% di tahun 2019 menjadi 82,8% di tahun 2021, dengan jumlah yang tidak diimunisasi sekitar lebih dari 400 ribu anak dan di tahun 2022 lalu untuk mengejar ketertinggalan dengan menutup gap imunitas melalui kegiatan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional), peningkatan advokasi dan sosialisasi kepada LP/LS, monitoring dan evaluasi capaian imunisasi secara rutin, on the job training, bimbingan teknis hingga penggerakkan kader. Dalam melaksanakan upaya ini, Indonesia mengalami beberapa tantangan mulai dari persepsi negatif terhadap imunisasi rutin (banyaknya rumor terkait imunisasi: imunisasi tidak aman, vaksin tidak berkualitas, menyebabkan kemandulan dan autisme, dan lain-lain), kurang baiknya cara pemberian informasi oleh petugas kesehatan, penggunaan pesan tidak efektif dan tidak menjawab kebutuhan informasi masyarakat, keterbatasan sumber daya penganggaran dan sumber daya manusia, kemampuan surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti polio, difteri, dan lain sebagainya.
Temu Blogger Dalam Rangka Pekan Imunisasi Dunia 2023
Dan beberapa waktu lalu, di tanggal 21 Maret 2023 telah diadakan kegiatan temu blogger dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2023 yang tujuannya untuk penyebarluasan informasi dan edukasi kesehatan di dunia maya khususnya terkait pentingnya imunisasi bagi semua kalangan usia. Dengan melalui komunitas blogger ini diharapkan Informasi-informasi yang disampaikan oleh blogger melalui tulisan di blog dan media sosialnya diharapkan dapat berperan penting dalam mengatasi informasi hoaks yang beredar di masyarakat dan membantu penyebarluasan informasi terkait Imunisasi ke masyarakat luas.
Adapun beberapa narasumber inspiratif dan informatif yang hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya :
1. Dr. Sulitya Widada sebagai Direktorat Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI
2. Dr. dr. Raihan, Sp.A(K) sebagai narasumber dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan
3. Dina Muktiarti, sebagai Komnas PP KIPI
Tranformasi dari Imunisasi Dasar Lengkap ke Imunisasi Rutin lengkap
Dalam materi pertama Dr. Sulitya menyampaikan paparan terkait Imunisasi mulai dari pengertian Imunisasi yaitu suatu upaya untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga jika suatu saat terpajan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Imunisasi Program
Merupakan imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
2. Imunisasi Pilihan
Merupakan imunisasi yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit tertentu.
Mengapa Harus Imunisasi ?
✅️ Sebagai proteksi diri
✅️ Untuk membentuk kekebalan kelompok (Herd Immunity)
✅️ Sebagai proteksi lintas kelompok
Beberapa macam Imunisasi Rutin Lengkap
Introduksi Imunisasi Antigen Baru
Bagaimana Seorang Anak Yang Tidak Mendapatkan Imunisasi Rutin Lengkap ?
Dimana Sajakah Tempat Pelayanan Imunisasi ?
1. Fasilitas kesehatan pemerintah (Rumah Sakit, Puskesmas)
2. Fasilitas Kesehatan Swasta pemberi layanan imunisasi (bidan praktek, dokter praktek, rumah sakit, klinik)
3. Posyandu, dan pos imunisasi lainnya.
Sasaran Imunisasi Bayi Dan Baduta
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
AKIBAT JIKA TIDAK LENGKAP IMUNISASI
(PD3I: PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI)
Selanjutnya paparan materi kedua oleh Dr. dr. Raihan yang menjelaskan mengapa kita memerlukan vaksin? Jadi, Vaksin itu bermanfaat untuk mencegah penyakit infeksi seperti : Campak, Polio, Hepatitis B, TB, Difteria, Influenza, dan lain sebagainya. Jika sebagian masyarakat divaksinasi maka kemampuan patogen untuk menyebar sangat terbatas dan kelompok masyarakat yang tidak diimunisasi tetap sehat. Apabila banyak masyarakat yang telah kebal hal itu akan memutus penularan pada kelompok masyarakat yang tidak diimunisasi seperti bayi dan penderita imunokompromais.
Tujuan Imunisasi Apa Saja?
1. Upaya mencapai eradikasi & mengurangi penyakit infeksi berat yang menimbulkan kematian dan kecacatan
2. Kajian farmako-ekonomi mengenai cost-saving dan cost-effective
3. Mencegah kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh PD3I
4. Merupakan investasi masa depan
Penyakit berbahaya, fatal, dan mematikan pada bayi dan anak yang bisa dicegah dengan imunisasi :
1. HEPATITIS B/sakit kuning/sakit liver & KANKER HATI
2. TUBERKULOSIS/TB/TBC
3. POLIO/LUMPUH
4. DIFTERI
5. TETANUS
✅️ PD3I adalah penyakit berbahaya dan fatal, dapat menimbulkan kecacatan dan kematian, yang bisa dicegah dengan imunisasi.
✅️ Imunisasi memberikan kekebalan spesifik pada anak tanpa anak harus menderita sakit dahulu, memutus mata rantai penularan penyakit, mengurangi infeksi berat yang menimbulkan kecacatan dan kematian, dan investasi masa depan.
✅️ Cakupan imunisasi yang tinggi akan melindungi masyarakat, sehingga anak-anak tetap sehat, tumbuh kembang dengan baik, bisa bermain dan bersekolah untuk mencapai cita-citanya.
✅️ Ayo lindungi diri, keluarga, dan masyarakat dengan imunisasi lengkap!
Vaksinasi Aman, Jangan Takut Imunisasi !
Dan materi terakhir paparannya disampaikan oleh Dina Muktiarti dari Komnas PP KIPI yang menjelaskan di 2011 WHO dan partners mengembangkan dokumen strategi keamanan vaksin → The Global Vaccine, Safety Blueprint:
Dokumen ini menetapkan indikator yang bertujuan
untuk memastikan bahwa semua negara memiliki
setidaknya kapasitas minimum untuk memastikan
keamanan vaksin kemudian di tahun 2021 Update on Global Vaccine Safety (GVSB2)
Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) :
Selama ini yang terjadi sama masyarakat kita kecemasan setelah imunisasi atau vaksinasi yaitu efek dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang menyebabkan sakit hingga menimbulkan kematian sehingga orang lain jadi trauma melaksanakan imunisasi yang ada. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang KIPI ini yuk simak ulasannya berikut ini :
Jadi, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Dapat berupa gejala, tanda, hasil pemeriksaan laboratorium atau
penyakit.
Jenis KIPI Terbagi 2, yaitu :
1. KIPI SERIUS
Merupakan kejadian medik setelah imunisasi yang dimana menyebabkan rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan yang ada di masyarakat.
2. KIPI NON SERIUS
Merupakan kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dimana tidak menimbulkan risiko potensial kesehatan pada penerima imunisasi.
Alur Pelaporan KIPI Serius
Tidak Semua KIPI disebabkan oleh Imunisasi :
✅️ Reaksi yang terkait Kandungan Produk
Vaksin (Vaccine Product- Related Reaction)
✅️ Reaksi yang terkait cacat mutu vaksin
(Vaccine quality defect-related reaction)
✅️ Reaksi yang terkait kekeliruan prosedurimunisasi (Immunization error-
related reaction)
✅️ Reaksi kecemasan terkait imunisasi
(Immunization anxiety-related reaction)
✅️ Kejadian koinsiden (Coincidental event)
Imunisasi pada Anak dengan Imunokompromais, HIV/AIDS, Kanker dan Disabilitas
Siapa sajakah yang termasuk anak imunokompromais?
Imunokompromais merupakan suatu keadaan saat terdapat kelainan pada fungsi normal
sistem kekebalan tubuh, menyebabkan anak lebih rentan terhadap suatu infeksi.
Anak dengan Imunokompromais Penting untuk Mendapatkan Imunisasi
✅️ Hak Setiap Anak
Mendapatkan imunisasi merupakan
hak setiap anak, termasuk pada
anak dengan imunokompromais.
✅️ Respons Imun
Meskipun respons imunitas terhadap imunisasi
lebih kecil dibandingkan dengan anak yang
sehat, namun manfaat imunisasi masih tetap
diperoleh dan memiliki manfaat yang sama.
✅️ Luaran yang lebih parah
Anak penyandang imunokompromais lebih
rentan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) dan memiliki luaran
yang lebih parah.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, dan silakan berkomentar yang baik dan mengesankan.
Mohon jangan mengirimkan link hidup karena otomatis saya hapus. 🙏🙏